Ketiga, berbagi itu bisa dilakukan karena adanya contoh
Sering kali kita mampu berbagi karena melihat contoh. Share on X
Rumah adalah tempat terbaik untuk belajar berbagi. Jika kemampuan berbagi itu diajarkan hanya di sekolah, karakter berbagi tidak akan bisa benar-benar terbangun. Malah, bisa jadi anak merasa ‘dipaksa’ untuk berbagi. Karena setiap hari tidak benar-benar melihat pribadi yang peka terhadap kebutuhan orang lain.
Jika lebih banyak anak zaman now yang ingin mendapat daripada membagi, maka pertanyaannya:
Bagaimana sikap anggota keluarganya di rumah? Apakah mereka hidup di keluarga yang suka berbagi? Atau, malah sebagai keluarga modern di zaman yang sangat individualis ini prinsip yang dianut adalah ‘bodo amat’, ‘loe-loe gue-gue’ atau ‘I don’t care of others’?
Keempat, berbagi membuat hati lebih sehat dan pikiran lebih jernih
Nah, yang satu ini tentu tidak bisa terbukti jika tidak dilakukan lebih dulu.
Seperti cerita tentang suami saya yang awalnya membuat hati saya gondok. Namun, ketika akhirnya saya mampu juga untuk memahami, ada sukacita yang melegakan di hati. Pikiran pun menjadi lebih fokus, bukan kepada diri sendiri tetapi kepada kebutuhan orang lain.
Menarik, bukan?
Sekali kita mampu berbagi, kita akan menjadi pribadi yang lebih peka. Pikiran positif selalu muncul dan kehangatan hati mengubah kita menjadi pribadi yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Hidup kita pun menjadi penuh dengan ucapan syukur karena tidak melulu merasa kurang dan sibuk mengeluh.
Baca Juga: Saat Harimu Berantakan, Kamu Merasa Berada di Titik Terendah Kehidupan dan Kehilangan Harapan, Satu Pertanyaan Ini Mungkin Bisa Mengubah Keadaan
Kelima, berbagi membuat hidup lebih indah
Masa, sih? Tentu saja.
Hati manusia, yang menjadi sumber dari segala keinginan – termasuk keinginan berbagi – ibarat sebuah sungai.
Jika sungai hanya menyimpan air bagi dirinya sendiri, lambat laut tentu akan menjadi kotor. Sampah menumpuk dan membuat sungai itu tersumbat. Untuk memiliki mata air yang jernih dan segar, tidak bisa tidak, sungai harus mengalir.
Mungkin tidak ada orang yang melihat saat kita berbagi. Atau bahkan, tidak ada yang memuji. Akan tetapi, Seseorang di Atas Sana melihat jauh ke dalam lubuk hati kita: apa yang kita lakukan, apa yang membuat kita melakukannya. Dan pastilah Ia tersenyum mengetahui kita telah mengalirkan kasih dan kesegaran untuk insan manusia lainnya.