Sebenarnya saya sudah ingin menonton film ini sejak pemutaran perdana, karena Rotten Tomatoes yang terkenal galak pun memberi nilai 93% untuk film ini. Namun, karena kesibukan mengajar dan lain sebagainya, saya nggak bisa menonton.
Ketika pasangan muda asal Singapura mengajak saya nobar, saya langsung berkata, “Oke.” Mungkin mereka ingin bernostalgia karena tinggal sekian lama di negara singa sebelum pindah ke Indonesia, karena sebagian besar shooting film ini dilakukan di negara jiran itu.
Saya tidak kecewa.
Inilah pelajaran berharga yang saya petik dari Crazy Rich Asians, film yang mencapai kesuksesan luar biasa. Share on X
1. Kejutan itu tidak selalu menyenangkan
Saya sering mengalami kejutan yang menyenangkan. Misalnya, tiket ekonomi saya ke negara nun jauh di sana tiba-tiba di-upgrade ke bussiness class. Peringatan hari penikahan saya dirayakan secara meriah oleh anak-anak saya. Seorang sahabat lama tiba-tiba memberi kami sekeluarga paket liburan ke Bali.
Namun, apa kejutan yang diberikan oleh Nick Young—diperankan begitu gentle oleh Henry Golding—kepada Rachel Chu—dimainkan demikian apik oleh Constance Wu—sungguh membuat gadis kelahiran Tiongkok yang dibesarkan di Amerika ini berharap tanah di bawahnya menganga dan menelan tubuhnya yang ringkih diterpa badai.
Kejutan apa?
Teman kencannya yang selama ini dia anggap sebagai orang kebanyakan ternyata anak seorang taipan Singapura.
Kondisinya persis seperti Cinderella yang masuk ke istana.
Rachel Chu, meskipun seorang profesor ekonomi di NYU, ‘kalah pamor’ dan merasa terhina berada di lingkungan kaum yang sangat berada ini. Tatapan tajam dan senyum sinis dari Eleanor Sung-Young, diperankan oleh Michelle Yeoh, membuat emosinya terbanting.
“Engkau tidak pantas (mendampingi anakku)!” Ucapan mama Nick Young ini benar-benar membuatnya tersadar bahwa keluarga besar pacarnya berbanding terbalik dengan dirinya.
2. Semut pun menggigit balik
Shock. Hancur. Kecewa. Sedih. Terhina. Kelima kata itu berkelindan di kepala Rachel Chu, membuatnya ingin melarikan diri ke mana saja, selain di rumah keluarga Nick Young. Susah tidur dan tidak makan. Air mata rasanya sudah kering. Tekadnya bulat. Kembali ke Amerika. Habitatnya yang bisa menerimanya apa adanya, bahkan mendapatkan penghormatan sebagai guru besar ekonomi.
Adalah Goh Peik Lin (diperankan oleh Awkwafina) yang ‘zap her to reality’.
Untuk apa jadi ayam yang pengecut dan lari. Lawan dan menang.
Itulah semburan bahan bakar yang membuat energi dan adrenalinnya memuncak. Tantangan harus dilawan.