“Aku sudah begitu buruk, mana mungkin ada cowok yang mau sama aku,” begitulah ungkapan seorang pemudi yang merasa diri begitu terpuruk.
Awalnya pemudi ini adalah gadis yang ceria dan bersemangat. Ia bertemu dengan seorang pemuda yang baik, bahkan rajin beribadah. Mereka lalu berpacaran. Ternyata, pemuda itu tidak sebaik yang ia duga. Namun sayangnya, semua sudah terlambat.
Pemuda itu hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan kenikmatan seksual. Untunglah ia tidak hamil.
Sekalipun saat ini ia sudah putus hubungan dengan pemuda itu, ia terus dihantui perasaan bahwa dirinya buruk, bodoh, dan tidak berharga.
Tuduhan dan penghakiman itu terus melintas dalam hati dan pikirannya, seolah menjadi alarm otomatis yang terus berdering ketika ia ingin memulai sebuah relasi baru, maupun mengambil langkah yang baru.
Mengalami relasi yang buruk di masa lalu tidak hanya menimbulkan kesedihan dan penyesalan, tetapi dapat mengubah hidup seseorang secara drastis.
Seseorang yang mengalami relasi kelewat batas ataupun pelecehan seksual di masa lalu mengalami kehilangan.
Bukan hanya sebatas fisik yang menyangkut keperawanan saja, tetapi banyak kehilangan lain, seperti kehilangan respek, kehilangan harga diri, kehilangan rasa percaya diri, kehilangan kendali atas diri, bahkan kehilangan harapan akan masa depan.
Kadang kehilangan-kehilangan ini tidak disadari secara langsung setelah peristiwa terjadi. Akan tetapi, seperti sebuah gunung es yang terus ada sepanjang hidup, rasa kehilangan itu menarik korbannya terus turun ke bawah dan terpuruk.
Namun, seburuk apa pun peristiwa yang Anda alami di masa lalu, itu bukanlah akhir dari segalanya. Share on XAda harapan bagi Anda yang ingin pulih dari masa lalu. Masa lalu bukan penentu masa depan, masa lalu tidak harus menjadi penghambat untuk merajut masa depan.
Apa langkah-langkah yang bisa Anda ambil?
1. Akui kehilanganmu
Tengoklah kembali peristiwa yang Anda alami. Telusurilah kehilangan-kehilangan apa yang Anda alami dengan peristiwa itu. Akuilah itu. Akui perasaan-perasaan yang terpendam di dalam hati, apakah mungkin ada rasa sesal, rasa sedih, rasa marah, rasa bersalah, merasa diri kotor, tidak berdaya, khawatir, takut dan sebagainya.
Mengakui kehilangan dan emosi-emosi negatif dari masa lalu merupakan langkah awal menuju kebebasan diri.
2. Terimalah pengampunan dan penerimaan Tuhan
Bawalah kehilangan dan berbagai beban perasaan itu kepada Tuhan, serahkan pada-Nya dan mintalah pengampunan atas hal-hal yang mungkin Anda merasa itu bagian dari kesalahan Anda.
Tuhan selalu menyediakan pengampunan bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin berbalik kepada-Nya. Tuhan menerima Anda apa adanya, sebagai ciptaan yang sangat dikasihi-Nya.
Dia mengerti dan menerima kegagalan, kelemahan dan ketidaksempurnaan Anda.
3. Ampuni dia dan dirimu
Ampuni orang yang sudah melukai dan merenggut masa lalu Anda, Namun, Anda juga perlu mengampuni diri sendiri. Terkadang efek luka masa lalu tidak bisa tuntas karena kita belum bisa mengampuni diri kita sendiri.
Baca Juga: Langkah yang Harus Dijalani untuk Bisa Mengenali dan Menyayangi Diri Sendiri dengan Lebih Baik Lagi