6. Kita dan bukan aku atau kamu
Saat mengobrol, apakah kalian sering menggunakan kata ‘aku’ dan ‘kamu’ ketimbang ‘kita’? Jika ya, jangan lanjutkan hubungan. Kalian masing-masing masih egois.
Orang yang jodoh merasa nyaman berada di dekat pacarnya. Jika ada perasaan terintimidasi, apalagi sering merasa salah atau disudutkan, lebih baik mundur.
Pacar yang baik tidak memenjarakan pacarnya berdasarkan penilaian salah-benar dia sendiri, melainkan kebaikan bersama.
Salah satu tolok ukur apakah orang itu jodoh kita atau bukan adalah ini: setelah kita pacaran, apakah kita masing-masing saling memberi support agar pasangan kita lebih maju daripada sebelumnya?
“Jika kalian pacaran dan nilai kalian turun, artinya kalian tidak cocok!” nasihat orang tua kepada anaknya. Saya setuju.
7. Jarak dan waktu
Pernahkan kalian break sejenak untuk menguji cinta kalian? Jika kalian tiap hari bertemu, maka tidak ada waktu dan ruang bagi kalian untuk mengukur seberapa dalam sih sebenarnya cinta kalian.
Jika kalian benar-benar saling mencintai, saat tidak bertemu dalam waktu tertentu, ada kekosongan dalam diri kalian.
Rasa kangen yang membuncah membuktikan bahwa ada rasa cinta yang mulai tumbuh. Namun, jika pada saat ‘break’ itu masing-masing kalian bisa tertarik dengan wanita atau pria lain, bisa jadi kalian bukan jodoh.
Last but not least, peran Sang Khalik dalam hal jodoh mutlak.
Kejarlah daku, kau kutinggal nikah. Takkan lari jodoh dikejar. Jika memang jodoh, dipisahkan oleh planet sekalipun bisa jadi ada starship yang singgah ke planetnya dan membawanya pulang ke planet kita.
Terlalu banyak nonton Star Wars, ya begini ini. Wkwkwk.