Setelah semalam penuh suhu tubuh Si Kecil kembali normal, saya merasa percaya diri bahwa hari ini juga kami boleh pulang ke rumah.
Rupanya saya salah.
Pagi harinya, perlahan namun pasti suhu tubuh anak saya mulai naik kembali. Puncaknya, di sore hari suhu tubuhnya kembali ke angka 39 derajat celcius.
Dokter pun memutuskan untuk kembali memasukkan cairan infus ke tubuhnya. Lagi-lagi, saya harus menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri ketika tangan kecil anak saya harus ditusuk jarum. Tangisannya membuat saya ikut merasakan ngilunya ketika jarum itu menembus kulitnya.
Dan lagi-lagi, saya harus menikmati bermalam di kamar VIP malam ini.
Sambil menjagai agar Si Kecil tidak memainkan atau menarik-narik selang infusnya, saya membaca beberapa artikel di sebuah portal online.
Sudah beberapa hari ini, berita mengenai Denada dan putrinya, Shakira, yang sedang dirawat di rumah sakit karena leukimia selalu muncul. Demi kesembuhan Shakira, Denada rela merogoh uang ratusan juta per minggunya. Angka yang luar biasa!
Entah bagaimana, saya bisa memahami. Mungkin karena saya sendiri sedang merasakan kondisi serupa, anak saya sendiri sedang diopname di rumah sakit.
Sebagian orang mungkin menganggap sepele pengorbanan yang dilakukan Denada. Ah, itu, kan, hal biasa. Orang tua pasti akan mengorbankan apa saja demi kebaikan dan kesembuhan anaknya. Betul!
Tapi bagi saya, pengorbanan orang tua – terutama seorang ibu – untuk anaknya tidak bisa dianggap sebagai hal biasa. Jangan menyepelekannya!
Ketika anak sakit, hati sang ibu lebih sakit. Ketika anak menangis karena tubuhnya harus ditusuk jarum, hati ibu jauh terasa lebih sakit lagi. Kalau bisa janganlah anak yang sakit, mati pun seorang ibu rela, jika itu bisa ditukar dengan kesembuhan sang anak.
Saya lebay? Anda tentu bebas memberi label apa pun kepada saya.
Jangankan uang, apa pun yang bisa kita beri pasti akan kita berikan agar anak bisa sehat kembali dan tidak perlu merasakan sakit.
Saya melihat perjuangan Denada sebagai seorang ibu yang mencintai anaknya. Dan saya kagum kepadanya. Saya yakin, andai ia bisa berbuat lebih, ia pasti akan melakukan segalanya.
Saya pun merasakan yang sama. Sekalipun saya sangat merindukan tidur di kamar saya sendiri, tetapi demi kebaikan Si Kecil biarlah kami menginap lagi di kamar VIP ini.
Satu hal yang ada dalam pikiran saya saat ini hanyalah bagaimana agar anak saya lekas sembuh dan saya bisa membawanya pulang ke rumah kembali. Saya sudah merindukan senyum cerianya. Bahkan tingkah lakunya yang kadang membuat saya kesal kesal gemas justru kini menjadi yang teramat sangat saya rindukan.
Kasih seorang ibu kepada anaknya melampaui segalanya. Mengalahkan kemustahilan dan memberikan kehangatan.
Jika saat ini kamu masih memiliki seorang ibu. Lekas telepon atau temui ibumu dan katakan bahwa kamu mencintainya.
Jangan pernah lagi membuatnya kecewa. Pengorbanan seorang ibu untuk anaknya sangatlah luar biasa, tak ternilai harganya. Bagaimana bisa kita membalas kasih sayangnya selain dengan sebuah pelukan hangat sambil berkata mesra,
“I love you, Mom. You are the best Mom ever. I know you’ll do ANYTHING for me, so I’ll do anything to make you HAPPY.”