1. Periksa Kondisi Finansial Pribadi
Kalau belum memungkinkan berdonasi dalam jumlah nominal yang besar, kita bisa melakukannya dengan sistem menabung.
Alokasikan sejumlah uang sesuai kemampuan setiap minggu untuk dimasukkan ke dalam tabungan donasi.
2. Periksa Lingkungan Sekitar yang Membutuhkan Bantuan
Jika kita berdonasi untuk sekelompok orang di luar negeri tetapi tetangga sendiri yang berkekurangan tidak kita bantu, maka sepertinya ini agak ironis.
Memang berdonasi itu bebas saja. Namun, alangkah baiknya jika dimulai dari lingkungan di sekitar kita.
3. Tentukan Prioritas Donasi
Ada banyak pihak yang bisa menyalurkan donasi, misalnya CSR [Corporate Social Responsibility] perusahaan-perusahaan. Pilihlah satu atau dua jenis bidang yang menjadi sasaran donasi Anda. Misalnya: bidang kesehatan, lingkungan hidup, pelestarian binatang, pendidikan, perlindungan anak dan perempuan, pembangunan rumah ibadah, pemajuan olahraga, dan lain-lain, dan lain-lain …
4. Memilih Pihak Ketiga yang Valid
Orang biasanya menjadikan yayasan keagamaan sebagai pilihan pertama untuk menerima donasi dari pihak ketiga/penyalur donasi. Tentu ada banyak pihak lain yang bisa dijadikan tempat penyaluran; bahkan dewasa ini banyak aktivitas fundraising berbasis aplikasi yang dibentuk untuk mendorong kaum milenial untuk mau berdonasi. Saya sendiri memercayakan donasi saya pada sebuah apilkasi fundraising.
Omong-omong, mengapa perkara donasi dan langkah-langkah berdonasi saya tuliskan di sini?
Alasan saya adalah semata-mata agar kita tidak terikat pada stigma bahwa untuk bisa berdonasi atau berbagi, kita harus sudah kaya dulu.
Jadi, bagaimana? Apakah Anda sudah siap berbagi?