Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Pelajaran dari Elma Roux
Hari itu rencananya kami ke Grindelwald Skywalk dan Jungfraujoch, yang mendapat julukan Top of Europe.
Grindewald Skywalk terletak di gunung tinggi yang cantik, harus ditempuh dengan kereta api sampai Grindewald Village, lalu dilanjutkan dengan cable car yang melewati tiga stasiun. Grindelwald terletak di tengah-tengah gunung, sementara Jungfrau di puncaknya.
Setelah turun lagi ke Grindewald, ganti kereta api lagi dua kali, melewati puluhan stasiun kecil, baru sampai ke puncak gunung Jungfraujoch.
Kami menginap di Iseltwald, sekitar 20 kilometer dari Interlaken Ost, stasiun untuk naik ke gunung. Parkir di Eropa, apalagi di Swiss sangat mahal. Teman-teman mengingatkan, jika bawa mobil bisa habis CHF 50, sekitar Rp730.000,00.
Sis Elma Roux, teman dari Swiss yang akan menemani, datang dari Sion, 3 jam perjalanan. Akan tiba pukul 10. Berarti kami akan pulang larut malam. Akhirnya kami memutuskan tetap bawa mobil karena kami harus menginap di Bern, sejam perjalanan lagi.
Tanpa diduga, kami mendapatkan parkir di Interlaken Ost dengan biaya hanya CHF 5 untuk sepuluh jam. Wow … mujizat.
Kami tidak punya banyak waktu di Grindelwald First, gunung dengan jembatan skywalk di tebing yang cantik. Pukul 01.27 kami harus naik kereta api menuju Jungfraujoch. Ah, asal sudah ke Grindelwald, sekadar tahu gak apa-apa, begitu pikir saya.
Tiba di Grindelwald, kami terpesona dengan keindahannya. Kami sibuk mengambil foto dengan setting 3 kali jepret setiap kalinya. Gaya 1, gaya 2, dan gaya 3, demikian kami bercanda dan bersukaria.
Tak dinyana, kami berhasil mengelilingi skywalk hingga selesai. Segera kami kembali ke stasiun dengan cable car. Beberapa menit kami tiba, kereta api datang.
Seperti kata Elma, Tuhan akan mengatur tepat waktunya.
Elma mengantar kami ke stasiun Kleine Scheidegg untuk naik ke Jungfrau. Sementara Elma pulang karena ada acara nonton bola bersama keluarga besar suaminya. Swiss main di pertandingan Piala Dunia hari itu.
Dalam perjalanan, ketika ada pemeriksaan, ternyata tiket Elma tidak berlaku karena kami menaiki kereta swasta. Akibatnya Elma harus membayar ekstra. Oh … saya merasa sungkan.
“Gak apa-apa kak Yenny, saya memberkati kereta ini. Toh, uang ini milik Tuhan. Pasti Tuhan punya rencana khusus di balik semua ini,” komentar Elma.
“Tuhan sudah mengatur yang terbaik. Saya bisa menemani Kak Yenny dan Pak Indra, tetapi tetap bisa mengikuti nonton bola bersama keluarga. Sehingga semua senang. Semua pas waktunya. Menjadi kesaksian untuk keluarga dan nama Tuhan dipermuliakan. Sharing dan waktu berkualitas kita sangat berarti. Saya senang sekali,” tutupnya.
Saya belajar dari Elma bagaimana bersikap terhadap uang, pasrah pada pengaturan Tuhan, dan iman bahwa Tuhan senantiasa memberi yang terbaik.
Bagaimana dengan Anda?
“For I am conscious of my thoughts about you, says the Lord, thoughts of peace and not of evil, to give you hope at the end.”
Sebab, Aku mengetahui rencana-rencana yang Aku miliki bagi kamu, firman Tuhan. Rencana-rencana untuk keselamatan, bukan untuk kemalanganmu, untuk memberimu masa depan dan pengharapan.
☕,
Yenny Indra
www.mpoin.com