Hidup ini memberikan begitu banyak alasan bagi kita untuk membenci, menghakimi, dan tidak memaafkan. Di luar kuasa kita, berbagai hal mungkin saja terjadi dengan orang lain, kemudian hal tersebut membuat kita membenci tanpa sanggup memaafkan, bahkan tak mampu mengampuni.

Mungkin kamu bertanya-tanya, apa bedanya memaafkan dan mengampuni? Bagi saya, mengampuni mempunyai makna yang lebih dalam “rasanya” daripada sekadar memaafkan.

Semua orang tentu tahu bagaimana rasanya disakiti. Ibarat mendapatkan luka pada tubuh, semakin dalamnya luka, semakin terasa sakitnya. Butuh waktu lama untuk luka itu sembuh, butuh waktu yang jauh lebih lama sampai bekas luka itu hilang, dan bisa jadi ingatan mengenai luka itu tak pernah terlupakan sampai akhir hayat.

Pasangan yang tidak setia, orang tua yang kerap kali mengatakan dan melakukan perbuatan yang kasar, teman yang berkhianat dengan menceritakan semua rahasia ke orang lain, atau berjuta kejadian dengan dampak serupa lainya, adalah contoh peristiwa yang sangat menyakitkan. Cermatilah rasa dan pertanyaan yang kerap kali muncul setelah gelombang marah itu terlewati. Saat kita mendapatkan diri kita sudah tersakiti, maka kita akan berhadapan dengan suatu pertanyaan besar: “Apakah saya akan mengampuninya?”

Dengan mengampuni artinya melepaskan sakit hati dan penghakiman. Hal ini memampukan diri kita untuk menyembuhkan diri sendiri. Ya, ini bisa saja terdengar mudah teorinya, tetapi dalam praktiknya, mengampuni ini bisa terasa tidak mungkin.

Kerap kali kita salah dalam memaknai pengampunan dan berujung pada keputusan tidak akan mengampuni.

Ingat! Pengampunan bukan berarti kita membiarkan perilaku salah yang sudah terjadi. Pengampunan juga tidak berarti semua rasa sakit yang timbul dari situasi itu sudah hilang. Tidak berarti tidak ada lagi yang harus diusahakaan dalam relasi ke depannya dan kemudian merasa semuanya sudah baik-baik saja. Pengampunan bukan berarti melupakan kejadian yang sudah terjadi. Pengampunan tidak harus selalu dilakukan dengan berkata, “Aku memaafkanmu,” melainkan juga dengan perbuatan nyata. Pengampunan bahkan tidak harus terus membiarkan orang yang telah menyakiti kita tetap ada dalam hidup kita ke depannya.

TERPENTING bagi kita adalah untuk memahami dengan tepat bahwa, “Mengampuni bukanlah sesuatu yang dilakukan demi kebahagiaan orang lain, tetapi untuk kebahagiaanmu sendiri.”

Jadi, kita sudah mengerti bahwa mengampuni adalah hal yang dilakukan untuk kebaikan diri dan dapat membuat kita terlepas, bahagia, dan terpulihkan.

 

 

Lalu, mengapa pengampunan itu terasa sangat berat?

Berberapa alasan yang sering didapati adalah kita kerap kali mengisi hati dengan pikiran dan keinginan untuk membalas. Tak jarang alasannya adalah menikmati rasa “berkuasa” sebagai korban. Karena kita merasa mempunyai hak menghakimi yang begitu besar. Atau ada juga yang benar-benar tidak tahu cara mengatasi situasi yang menyakitkan ini. Atau bisa jadi sebagai ajang meluapkan kemarahan dan emosi yang tak berujung.

Hal lain yang menjadi alasan tidak dapat mengampuni adalah ketakutan jika dengan mengampuni, hal itu dapat membuat kita kembali menjalin relasi dengan orang yang telah menyakiti kita. Ini adalah alasan-alasan yang membuat kita tidak dapat mengampuni. Baik dalam pikiran, perasaan, dan juga dalam batasan-batasan serta kebutuhan-kebutuhan pribadi kita.

 

 

Langkah Menuju Pengampunan

Setelah mengerti mana yang bukan makna yang tepat dari mengampuni, dan mengerti mengenai berbagai alasan yang membuat mengampuni sangat sulit dilakukan, selanjutnya tanyakan lagi pada diri kita sendiri:

“Apakah aku ingin mengampuni?”

Ya, kita membutuhkan keinginan untuk bisa mengampuni, sebab melepaskan pengampunan kerap kali merupakan sesuatu yang tidak ingin kita lakukan. Mungkin karena kita merasa terlukai terlalu dalam, atau karena orang itu terlalu kasar dan jahat, atau tidak ada raut penyesalan sama sekali darinya.

Sebaiknya, jangan coba untuk mengampuni seseorang sebelum kamu mengindentifikasi dan benar-benar merasakan keinginan itu, atau dapat melepaskan amarah serta rasa sakitmu dengan cara yang tepat.

Berikut ini adalah beberapa langkah untuk dapat mengampuni saat semuanya terasa mustahil:

 

1. Mengakui Kenyataan Sepahit Apa pun Itu

Pikirkan kejadian yang membuatmu tersakiti. Terima dengan kesadaran penuh bahwa peristiwa ini adalah realita yang telah terjadi. Terima semua rasa yang timbul dan membuatmu bereaksi. Untuk mengampuni, kamu perlu mengakui kenyataan dari apa yang telah terjadi dan bagaimana itu memengaruhimu.

 

 

2. Mencoba Memahami Kondisi Orang yang Menyakiti Kita

Pikirkan orang yang menyakitimu, dia juga penuh dengan kekurangan, karena sejatinya semua manusia memang demikian. Kita bertindak berdasarkan nilai-nilai hidup yang kita yakini dan biasanya pemahaman kita sangat terbatas dan banyak kekurangannya. Saat kita disakiti, sebenarnya orang yang menyakiti kita sedang berusaha untuk mememenuhi kebutuhannya yang tidak terpenuhi. Pikirkan dengan bijak mengapa kebutuhan itu ada dan kenapa orang tersebut melakukannya dengan cara yang sangat merugikan?

 

 

3. Memahami Proses Hidup Bersama Sang Maha Kuasa dan kasih-Nya

Sadarilah bahwa hidup kita berarti bukan karena orang lain. Sekalipun telah dikecewakan sesama kita, kita dapat terus menikmati kasih yang terus diberikan Sang Kuasa. Kita merasakan kasih karena kita mau bersandar dan bergantung kepada Sang Kuasa yang merupakan sumber kasih kita.

Secara manusia mungkin kita tidak mampu, tetapi ingat, fokuslah kepada-Nya dan belajarlah menikmati proses kehidupan ini untuk menjadi lebih baik melalui setiap badai kehidupan.

Kalau kita mau menikmatinya dengan kasih dan berjalan bersama dengan-Nya, kita dapat merasakan kelegaan setelah mengampuni. Bahkan kita mampu menguatkan orang yang mengalami hal yang serupa, termasuk mampu membagikan kasih tersebut dengan tulus tanpa menuntut apa pun sebagai balasannya. Bagaimanapun,

Kasih itu memberi, bukan menuntut! Share on X

 

 

4. Memilih Cara untuk Melepaskan Pengampunan

Putuskan apakah akan mengatakan secara langsung atau tidak kepada orang yang menyakitimu bahwa kamu telah mengampuninya. Semua dilakukan sesuai caramu. Jika ingin mengatakanyanya secara langsung, katakanlah dengan sadar dan sugguh-sunggu: “Aku mengampunimu.”

Jangan lupa tambahkan penjelasan yang lengkap tentang RASA dengan cara yang pantas. Pengampunan dimaknai dengan menutupnya dengan sebuah “materai” bahwa apa yang terjadi itu benar menyakitimu. Tentu kamu masih akan teringat pada kejadiannya, tetapi tidak lagi terikat padanya.

 

 

5. Berusahalah Meningkatkan Diri Sendiri

Sebagai manusia kita harus terus bertumbuh dan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Belajarlah mengerti apa yang dibutuhkan agar kamu dapat memperkuat kelemahanmu. Hal ini akan memampukanmu menjaga dirimu dengan lebih baik di masa depan.

 

Mengampuni orang lain adalah cara INDAH dalam menghargai diri, dan menunjukan pada dunia bahwa kita patut bahagia. Share on X

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here