Di Surabaya, ada pusat perbelanjaan bernama AJBS. Bagi yang penasaran apa singkatannya, tanya saja Mbah Google.

Nama yang kayaknya berbau asuransi itu ternyata singkatan dari Anak Jaya Bapak Sejahtera. Filosofis sekali, kan? Jika anak yang dibesarkan dengan susah payah kemudian menjadi orang sukses, diharapkan bapaknya pun sejahtera.

 

Bicara soal membesarkan anak, Alexander jagonya. Dokter gigi Belgia yang menikahi wanita Belanda ini melahirkan anak dengan IQ 145. Genius. Pada usia 5 tahun, Laurent Simons, anaknya, sudah masuk Sekolah Dasar. Hanya butuh satu tahun lebih baginya untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya. Pendidikan menengah – SMP dan SMA – yang secara normal ditempuh anak dalam waktu 6 tahun, bisa dia selesaikan dalam waktu 1,5 tahun saja. Kini di usia 8 tahun, dia sudah siap-siap untuk kuliah. Pelajaran apa yang dia sukai? Matematika.

 

Meskipun demikian, namanya saja masih bocah, anak cowok yang pipinya masih kemerah-merahan ini mempunyai cita-cita yang berubah-ubah. Mula-mula ingin jadi ahli bedah, lalu astronaut, kini pakar komputer. Yang luar biasa adalah sang ayah hebat.

“Jika besok dia memutuskan untuk menjadi seorang tukang kayu, kami tidak mempermasalahkan. Asalkan dia bahagia,” ujar Alexander, sang ayah sejahtera.

 

 

Tukang Cari Tulang Dinosaurus

Bicara masalah cita-cita, semalam sebelum membaca berita anak jenius dari Belanda ini, saya makan malam bersama Vania dan keluarga. Asal tahu saja, Vania adalah remaja putri yang saya dorong masuk ke dunia penulisan online dan menjadi penulis termuda di grup kepenulisan saya.

Saat mengobrol dengan saya dan Yonatan, anak sulung saya, dia banyak bertanya tentang kuliah di Melbourne. “Kalau you senang dengan lingkungan yang klasik kayak Eropa dan suasana pedesaan yang masih kental, Melbourne cocok untukmu,” ujar anak sulung saya.

Saya setuju. Meskipun Melbourne kota besar kedua setelah Sydney di Australia, suasana ‘suburb’ sangat terasa.

“Sebenarnya, apa sih cita-citamu?” tanya saya yang duduk di samping gadis cantik ini.

“Saya pengin jadi arkeolog. Tapi saya dibayar berapa kalau menemukan tulang dinosaurus?” Pernyataan dan pertanyaan yang disambut gelak tawa kami semua yang duduk di meja makan.

Meskipun sang ayah ingin Vania jadi ahli hukum, saya percaya, jika anak gadisnya ngotot ingin jadi ahli purbakala, dia pasti tidak keberatan.

“Gapapa,” ujar sang ayah yang duduk di seberangnya, “asal saya titipkan Pak Xavier saja.”

Sang mama yang duduk di samping ayah tercinta hanya tertawa geli.

 

 

Dua Tukang Kayu

Persetujuan ayah Vania dan ayah Laurent Simons, si genius kecil, tentang masa depan anaknya sungguh menggembirakan saya.

Jadi tukang kayu pun oke. Sangat oke menurut saya.

Di handphone saya ada meme seorang bapak bersinglet yang sedang menghaluskan kayu di bengkelnya. Bapak kurus pekerja keras itu kini menjadi Presiden Republik Indonesia.

Di meme yang lain, tampak seorang bapak kurus sedang menarik trolley di Amerika. Ada caption di bawahnya yang berbunyi, “Siapa sangka orang yang dulu sales mebel ke Amerika kini bisa berdiri sejajar dengan Presiden Amerika Serikat?”

Saya mengenal Tukang Kayu lain yang sekarang menjadi pujaan miliaran orang di dunia. Tukang kayu dari Nazaret itu bernama Yesus.

 

Jadi, saat anak ingin menjadi tukang gali tulang dinosaurus atau tukang kayu, asal kita fasilitasi dan beri doa restu, siapa yang bisa menduga akan jadi apa mereka kelak? Share on X

Mari bertindak bijak dalam mendidik anak.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here