Istri Obah?

Tulisan di bak belakang truk itu sebenarnya berasal dari pepatah bahasa Jawa yang berbunyi “Anak polah, bapak kepradah.”

Apa artinya?

Ini: “Anak polah bapak kepradah tegese tingkah polahe anak dadi tanggungan wong tuwa.” Bisa juga ini: Anak sing tumindak elek wong tua ugi katut elek.”

Artinya, anak yang bertingkah, orang tua yang terkena getah.

Saya jadi ikut-ikutan pakai rima.

Nah, dalam kasus para istri TNI yang nyinyir di medsos itu, suami-suamilah yang menanggung akibatnya. Ada yang dicopot jabatannya, ada yang terkena sanksi militer plus tahanan. Sang istri? Saat saya menulis artikel ini, diberitakan terancam Undang-Undang ITE dengan proses hukum yang sedang berlangsung.

Pelajaran yang sangat mahal ini bisa kita jadikan pegangan untuk introspeksi diri.

Pertama,

jangan merasa lebih benar, apalagi paling benar.

Mengapa?

Coba tes, berapa kali Anda membuat orang lain tersinggung atau marah karena status Anda di medsos atau balasan WA maupun Line Anda? Saya pun pernah.

Jawaban saya di WA disalahartikan oleh sang penerima. Begitu saya jelaskan secara lisan, yang bersangkutan mengerti bahkan membalasnya dengan tepokan di jidat. “Sorry, saya gagal paham karena gagal fokus.”

Tulisan di WhatsApp maupun Line karena tidak ada ekspresi dan intonasi, bisa disalahpahami.

Saya memberikan contoh betapa pentingnya tanda baca, jeda, intonasi, dan ekspresi kepada para mahasiswa saya di mata kuliah Bahasa Indonesia.

“Anton, kamu suka daging kambing?”

Coba kalau saya ganti begini:

“Anton, kamu suka daging … kambing.”

Beda tanda ‘?’ dan ‘.’ membuat artinya beda jauh kan?

Contoh lain:

“Andik, kamu suka ke kebun binatang?”

Bandingkan dengan yang ini:

“Andik, kamu suka ke kebun … binatang?”

Meskipun keduanya sama-sama diakhiri dengan tanda ‘?’ tetapi kalimat kedua ada tambahan tiga titik alias ada jeda, plus intonasi yang berbeda artinya sangat jauh, bukan?

Di dalam bahasa Inggris pun ada kesalahpahaman seperti itu karena perbedaan pronunciation. Pertama kali menginjak benua kanguru, saya pun susah memahami bahasa Inggris orang Aussie. Demikian juga orang Eropa yang ke Amerika atau Kanada.

Contoh. Saat berkunjung ke rumah saudaranya di Kanada, seorang tamu dari Belanda berkata, “I have to go to the bathroom.” Pemilik rumah sibuk mencari tamunya di semua kamar tidur karena orang Belanda mengucapkan ‘BATHroom’ seperti ‘BEDroom.’ Wkwkwk.

Saat saya memberikan contoh-contoh seperti itu di kelas Bahasa Inggris, mahasiswa terpingkal-pingkal. Orang bisa saja salah paham saat mendengar kata ‘love’ dan ‘laugh’ karena diucapkan dengan cara yang tidak tepat. 

Anak saya yang sejak kecil sekolah di international school, pernah bertanya begini kepada saya, “Dad, what is the difference between ‘kedelai’ and ‘keledai’?” Sambil makan di sebuah sushi restaurant, saya jelaskan perbedaannya. Tidak lama kemudian, dia bertanya lagi, “Dad, what is ‘kedali’?” Ada yang bisa jawab?

Bisa jelaskan perbedaan antara ‘kelapa’ dan ‘kepala’? ‘Ketiak’ dan ‘ketika’?

Yang jelas, ketika kepala ada di ketiak, maka ‘kelapa’ kita akan pusing! Wkwkwk.

Intinya, setiap orang bisa salah dan kepleset. Namun, kepleset yang ‘disengaja’ itu berbahaya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here