6. Kenali bahasa tubuh suami

Suami pendiam biasanya tidak begitu suka menggunakan bahasa verbal untuk mengungkapkan isi hati dan pikirannya.

Namun, bahasa tubuhnya senantiasa bicara.

Berhubung istri bukan ahli nujum, perlu dan penting untuk mempelajari bahasa tubuh suami agar bisa menjadi istri yang pengertian.

Dengan sifatnya yang pendiam, sering kali suami tidak berkata apa-apa saat bosan berjalan-jalan di mal. Apalagi saat melihat istrinya masih ingin cuci mata.

Namun, bahasa tubuhnya tak bisa diam saja. Wajah makin merengut dan kaki menuntun ke arah tempat parkir.

“Ayo kita pulang,” ujar saya yang langsung disambut dengan anggukan penuh kelegaan.

7. Jangan memaksa jika dia tetap diam

Sama halnya seperti setiap istri perlu waktu dan kondisi untuk bisa tampil telanjang di depan suami, demikian pula setiap suami perlu waktu dan kondisi untuk bisa menelanjangi seluruh isi hati dan pikirannya di depan istri secara verbal.

Biarkan saja jika dia diam dan tak mau bicara. Hargailah kebutuhannya untuk tetap diam. Hindari kata-kata yang menuduhnya tidak komunikatif.

Mengapa harus mempermasalahkan pilihannya untuk tetap diam?

Toh, diam bukan berarti tidak mau berkomunikasi dan menyelesaikan konfilk. Diam juga bukan berarti tertutup tanpa mau terbuka sama sekali.

Justru ketika suami pendiam merasa dirinya dihargai, istri tidak perlu repot-repot mendesak suami untuk terbuka. Dengan sendirinya suami akan membuka pembicaraan dan mengungkapkan seluruh isi hati dan pikirannya tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Baca Juga: Tidak Perlu Malu, Ini Sebab Mengapa Membicarakan Soal Seks dengan Orang yang Tepat Justru Sangat Perlu

Saya sudah mempraktikkan tujuh hal di atas dan berhasil. Saya berharap Anda semua juga mencobanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here