“Ya, saya labrak perempuan itu, Pak Wepe,” begitu jawabnya.
Waktu itu saya menanyakan kepada seorang ibu tentang apa yang sudah ia lakukan setelah mengetahui suaminya selingkuh dengan rekan sekantornya.
“Kok tidak melabrak suami ibu sendiri?” tanya saya.
Perempuan itu terdiam, mencoba mencari jawaban.
“Gini lho, Pak Wepe. Bapak kan juga laki-laki. Laki-laki itu mirip dengan kucing. Kucing mana sih yang menolak ikan asin?” begitu terangnya kemudian.
Sebenarnya saya agak merasa kurang nyaman dengan perbandingan antara laki-laki dan kucing. Namun, daripada diperbandingkan dengan buaya, kucing masih lumayanlah. Tentu saja, tidak semua laki-laki berperilaku seperti kucing di hadapan ikan asin, bukan?
Setelah perselingkuhan suami terkuak, istri jangan lakukan 3 hal ini:
1. Mendatangi dan melabrak si perempuan lain
Inilah salah satu hal yang terus membuat saya heran ketika menangani kasus-kasus perselingkuhan. Pada umumnya, perempuan akan mengambil langkah mendatangi dan melabrak perempuan lain yang menjadi selingkuhan suaminya.
Mengapa? Mungkin karena rasa tersaingi.
Ada perasaan tercampakkan setelah sang suami ternyata memilih berpaling pada perempuan lain.
Apakah hal ini menyelesaikan masalah? Tidak selalu. Dalam beberapa kasus, sang suami malah akhirnya memilih untuk membela selingkuhannya. Menceraikan istri yang sekarang, dan memilih hidup bersama selingkuhannya. Ada juga yang kemudian mengatur strategi. Memindahkan sang selingkuhan ke tempat lain, agar situasi aman, dan relasi dapat terus berjalan. Istri resmi merasa menang, tanpa sadar dipecundangi di belakang.