“Aku ingin ibu kembali. I want my mom“, demikianlah ucap seorang anak yang selalu ditinggal bekerja oleh ibunya.

Ya, ini bukan soal ibu yang pergi jauh meninggalkan kita saja, tetapi sungguh-sungguh tentang bagaimana seorang anak menginginkan sosok ibu berada di sampingnya.

 

Tanpa kita sadari, zaman menuntut segala sesuatu semakin maju dan up to date. Perempuan juga akan merasa bangga jika dapat mengikuti tren zaman. Tren ini bukan hanya bicara soal fesyen, gaya hidup, pendidikan, kuliner, tetapi pekerjaan juga menjadi ajang untuk kaum hawa berkompetisi.

Bersekolah di sekolah yang mahal dan sampai pada jenjang yang tinggi menjadi harapan bagi mereka agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bonafide sehingga pekerjaan itu bisa menunjang gaya hidup mereka.

Namun ada juga sisi lain, ada juga perempuan yang harus bekerja demi alasan di luar tren zaman. Misalnya, karena kebutuhan ekonomi karena penghasilan suami tidak mencukupi, atau bahkan karena suami terkena PHK karena satu dan lain hal sehingga dia  tidak bisa lagi bekerja. Karena keadaan yang tidak menguntungkan ini maka perempuan terpaksa harus mengganti posisi suami dalam mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Baca Juga: Suami Penjudi. Demi Menyelamatkan Keluarga, Istri yang Cerdas Rela Melakukan Ini

 

Perempuan pekerja yang merangkap sebagai ibu sebenarnya menghadapi banyak dampak karena tugas gandanya itu. Click To Tweet

Fakta menunjukkan bahwa salah satu penyebab tingkat kenakalan remaja adalah karena anak merasa kurang kasih sayang atau perhatian dari orang tua. Tentu kesibukan dan karier orang tua menjadi pemicu utama kurangnya kasih sayang atau perhatian kepada anak.

Kesibukan dunia pekerjaan juga memicu munculnya stres bagi seorang perempuan, dan stres ini kemudian bisa saja memengaruhi keharmonisan hubungannya dengan keluarga, termasuk dengan anaknya. Apalagi jika si perempuan berpikir bahwa hilangnya hubungan dengan anak karena kesibukannya sebagai perempuan karier bisa ditebus hanya dengan memberi uang, uang dan uang kepada anaknya, maka hasilnya akan buruk.

Baca juga: “Let’s Go Bro!” Bagaimana Jika Anak Balita Anda Memanggil Anda Begitu? Panggilan ‘Bro’ atau ‘Sis’, Ada Apa di Balik Itu?

 

Ada sebuah kita nyata yang menjadi bukti.

Seorang anak pejabat tinggi di Indonesia mengalami kekacauan saat ia bersekolah di luar negeri. Ketika ditanya mengapa, ia mengatakan bahwa selama ini ia sebenarnya hanya membutuhkan keberadaan seorang ibu. Untunglah, ibunya kemudian dengan bijak mengambil keputusan untuk meninggalkan kariernya yang sudah digeluti selama bertahun-tahun tersebut demi mengurus kembali anaknya. Ia memilih untuk memberi perhatian kepada anaknya.

Jelas keputusan untuk meninggalkan dan melepaskan karier bukanlah perkara mudah.

Ada harga yang harus dibayar, ada waktu-waktu pergumulan yang sangat panjang, ada hal-hal yang menyakitkan yang akan dihadapi, bahkan pastinya secara finansial akan merugikan. Namun semua yang dikorbankan ini adalah demi sebuah pilihan yang lebih baik. Seorang perempuan yang bekerja jelas akan mengalami pergolakan batin untuk melakukan pilihan yang lebih baik ini demi menyelamatkan generasi masa depan di dalam keluarganya. Ia harus melawan ego dan kehendak pribadi.

Baca Juga: Saya Terpaksa Menyerahkan Anak Saya ke Panti Asuhan

 

Namun demikian, saya ingin mengatakan kepada para perempuan

Adalah suatu anugerah dan kebahagiaan jika perempuan dipercaya untuk menjadi seorang ibu. Segala keahlian dalam mengurus rumah tangga, memerhatikan dan mendidik anak akan menjadi suatu hal yang tidak akan pernah tergantikan dengan uang atau apa pun yang berharga.

Menilik pentingnya kehadiran seorang ibu bagi anak-anaknya, janganlah pernah kita sebagai ibu mengorbankan masa depan anak hanya demi gaya hidup, gengsi, tren dan kebutuhan sesaat. Jika tidak, kita akan diperhadapkan dengan kehancuran masa depan anak walaupun akan mendapat kesuksesan diri sendiri.

Baca Juga: Stres Ibu Rumah Tangga? Saya Juga Mengalaminya, Ma. Saya Tahu, Rasanya Seperti Ingin Meledak Saja!

 

Jika kita memilih untuk berkarier, jangan sampai kita mengabaikan fungsi dan posisi kita sebagai ibu yang harus tetap memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak dan keluarga kita. Dalam setiap kelelahan, jerih payah dan keringat kita ketika bekerja,

ingatlah bahwa uang tidak selalu membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here